Minggu, 26 Januari 2014

Pepes Ikan Mas


Resep hasil modifikasi sendiri
Untuk 2 ekor ikan mas berat masing-masing + 600 gram
Bahan:
2 ekor ikan mas, berat masing-masing sekitar + 600 gram + 2 sendok makan garam halus + 2 butir jeruk nipis, peras airnya.
*) jeruk nipis bisa anda gantikan dengan 1 sendok makan asam jawa yang dilumatkan dengan sedikit air. 
Bahan I, dihaluskan:
- 3 ruas jari kunyit
- 3 batang serai, ambil bagian putihnya saja
- 3 ruas jari jahe
- 3 ruas jari lengkuas
- 10 butir bawang merah
- 1 bonggol bawang putih, sekitar 8 siung bawang putih
- 140 gram cabai merah keriting
- 5 butir cabai rawit merah
- 1 sendok makan ketumbar bubuk
- 8 butir kemiri, sangrai 
Bahan II:
- 4 buah cabai merah besar, buang bijinya, rajang melintang halus
- 6 butir cabai rawit merah, belah menjadi dua bagian
- 10 lembar daun jeruk, rajang halus
- 1 ikat daun kucai, bisa diganti dengan 2 batang daun bawang, rajang kasar
- 5 buah belimbing wuluh (ganti dengan tomat hijau jika tidak ada), potong melintang setebal 1 cm
- 2 buah tomat merah, rajang tipis
- 4 lembar daun salam, sobek kasar

Bahan III:
- 1 sendok teh kaldu bubuk (optional)
- 1 sendok makan garam
- 2 - 3 sendok makan gula merah sisir
Bahan lainnya:
- segepok daun pisang yang cukup untuk membungkus 2 ekor ikan
- 10 lembar daun salam untuk mengalas pepes
- 2 ikat kemangi, petik daunnya 
- tali atau lidi untuk menyemat
Cara membuat:
Membersihkan ikan

Siapkan ikan mas. Siangi ikan, buang isi perut, insang dan sisiknya. Menggunakan gunting dapur yang tajam, gunting bagian sirip ikan di punggung, dada dan bagian di dekat ekor, potong ujung ekor sedikit, dengan membuang bagian ini jari anda akan terhindar tertusuk bagian sirip yang tajam dan membuat ikan lebih nyaman dimakan kala telah menjadi pepes.
Bersihkan bagian dalam ikan hingga tidak ada sisa darah yang melekat. Saya menggunakan sikat untuk membersihkannya terutama bagian berwarna merah yang melekat di tulang tengah ikan. Semua darah dan warna-warna merah ini harus hilang sehingga ikan bebas bau amis.
Lumuri ikan dengan garam dan air jeruk nipis, hingga seluruh sekujur badan ikan dan bagian dalam rongga badannya terlumuri. Masukkan sisa potongan kulit jeruk yang telah diperas airnya ke dalam rongga perut ikan dan bagian kepala. Diamkan ikan selama 15 menit, cuci dan bilas ikan hingga bersih, siap digunakan.
Anda bisa merasakan setelah ikan dilumuri garam dan air jeruk, kulit ikan menjadi kesat dan semua lendir hilang. 

Membuat bumbu
Dengan menggunakan blender untuk menggiling biji dan bumbu (dry mill), proses bumbu yang dihaluskan hingga lumat. Untuk mempermudah proses potong-potong semua bumbu menjadi ukuran lebih kecil sehingga blender bisa bekerja maksimal. Pisahkan bumbu yang liat seperti jahe, serai, lengkuas dan kunyit dengan bumbu yang lebih lunak seperti bawang dan cabai. Baru kemudian bumbu diaduk menjadi satu.
Masukkan semua bumbu dalam wadah besar, tambahkan bahan II dan bahan III, aduk hingga rata. Saya menggunakan tangan terbungkus sarung tangan karena bumbu yang pedas. Cicipi rasanya, seimbangkan gula dan garam jika kurang asin.

Membungkus pepes
Siapkan daun pisang yang akan anda gunakan, layukan daun dengan mengukusnya sebentar di dandang panas. Gunting sedikit bagian pangkal daun yang melekat di pelepah, bagian ini biasanya lebih keras dan susah untuk dilipat. Jika ada sisa pelepah yang masih menempel dan berukuran panjang, selamatkan. Anda bisa menggunakannya untuk mengikat pepes.
Bagi bumbu pepes yang anda gunakan menjadi dua porsi. 
Tata beberapa tumpuk daun pisang melebar dan kira-kira pas untuk membungkus ikan yang besar. Tata 3 lembar daun salam, setumpuk daun kemangi dan segenggam bumbu pepes, ratakan di permukaan daun. Letakkan ikan diatasnya. Masukkan sebagian bumbu dan daun kemangi ke dalam perut ikan. Kemudian ambil lagi segenggam bumbu pepes, lumuri di bagian atas permukaan ikan hingga seluruh badan ikan tertutup bumbu.

Letakkan kemangi dan beberapa lembar daun salam diatasnya, kemudian tekuk daun pisang hingga menutupi ikan. Lipat hingga rapat, ikat bagian tengah pepes dengan tali pelepah pisang atau tali benang lainnya. Semat kedua ujungnya dengan lidi. Pastikan bungkusan ikan rapat sehingga tidak ada bumbu yang bocor saat ikan dikukus atau di presto.
Tata ikan dikukusan dan kukus selama 30 menit hingga matang.
Jika anda ingin membuat pepes ikan mas duri lunak,  alasi dasar panci tekanan tinggi (pressure cooker) terlebih dahulu dengan beberapa lembar daun pisang. Masukkan ikan ke dalam panci, tuangkan air hingga pepes terendam air. Masak dengan api besar hingga keluar suara desisan uap dari panci. Kecilkan api dan masak selama 40 menit - 1 jam. Dijamin ikan akan empuk hingga ke tulangnya.
Note: Bungkusan ikan harus terendam air dan ketika desisan uap sudah keluar, masak ikan dengan api yang kecil saja untuk menjaga agar air tidak habis dan ikan menjadi gosong sementara durinya belum lunak.

Angkat ikan dari kukusan atau keluarkan dari panci. Siapkan pan datar, olesi dengan 2 sendok makan minyak. Panggang pepes dengan api sedang hingga permukaan daun pisang menjadi terbakar, balikkan pepes dan panggang sisi sebelahnya lagi.
Cara ini membuat pepes menjadi kesat dan tidak basah.

Pepes Ikan Mas Biasa    Pepes ikan mas siap disantap dengan nasi putih hangat. Super yummy!

Senin, 12 Agustus 2013

MENGENAL IKAN BELIDA

MENGENAL IKAN BELIDA


Oleh : Suparmanto.S, S.PKP

A.    Klasifikasi Ikan Belida ( Chitala lopis)
Klasifikasi ilmiah Kerajaan:    Animalia
Filum:      Chordata
Kelas:      Actinopterygii
Ordo:       Osteoglossiformes
Famili:     Notopteridae
Genus:     Chitala
Spesies:   C. lopis

Nama   binomial  Chitala_lopis (Bleeker, 1851)
Sinonim  Notopterus chitala H.B.

B.     Deskripsi Ikan Belida ( Chitala lopis)
Ikan lopis merupakan jenis ikan sungai yang tergolong dalam suku Notopteridae (ikan berpunggung pisau). Ikan ini lebih populer dengan nama ikan belida/belido, yang diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya. Orang Banjar menyebutnya ikan pipih. Jenis ini dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang


sudah sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan. Ikan ini merupakan bahan baku untuk sejenis kerupuk khas dari Palembang yang dikenal sebagai kemplang. Dulu lopis juga dipakai untuk pembuatan pempek namun sekarang diganti dengan tenggiri. Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium sebagai ikan hias. Karena berpotensi ekonomi dan terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya. Hingga 2005, Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, di Kalimantan Selatan telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida.

C.    Morfologi Ikan Belida (Chitala lopis)
Famili Notopteridae merupakan sekelompok ikan bersirip kipas yang dikenal sebagai ikan dengan punggung berbentuk pisau (Inggris: knifefish atau featherback). Terdapat tujuh jenis anggotanya yang dapat digolongkan dalam empat genera. Ikan-ikan ini hidup di air tawar serta air payau di benua Afrika dan Asia Tenggara. Sirip punggung pendek (tidak ada pada Xenomystus) berbentuk bulu, dengan sirip dubur memanjang dan mungkin menyambung dengan sirip ekor. Sirip perut (bila ada) hanya kecil, dengan 3-6 ruas. Bila ikan masih kecil populer sebagai ikan akuarium, dan bila besar dipajang di akuarium besar. Beberapa anggotanya dapat dimakan, termasuk ikan belida (Chitala lopis).

D.    Karekteristik Ikan Belida (Chitala lopis)
Ciri khas ikan ini berupa bentuk tubuh yang menyerupai pisau dengan berat rata-rata 1kg dan panjang tubuh 87,5 cm. Makanan utamanya berupa anak ikan dan udang. Bisa ditemukan di perairan tawar Jawa dan Kalimantan. Ikan belida mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Badan pipih dan memanjang dengan bagian punggung yang tampak mencembung. Bagian perut berduri ganda. Bagian ekor juga memanjang. Sisik kecil, sikloid, pada samping badan membentuk gurat sisi.
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur.
Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.

E.     Taksonomi Ikan Belida (Chitala lopis)
            Isospondyli, Suku Notopterridae
Genus Chitala
C. chitala
C. blanci (di Indocina)
C. lopis Bleeker (di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya)
C. ornata
Genus Notopterus
N. notopterus
Genus Papyrocranus
P. afer
Genus Xenomystus
X. nigri (di Afrika)

F.      Habitat Ikan Belida (Chitala lopis)
Sungai-sungai besar dan daerah yang sering tergenang banjir. Di daerah dataran rendah tidak lebih dari 30 m dpl.

G.    Penyebaran Ikan Belida (Chitala lopis)
 Sumatera, Jawa dan Kalimantan

H.    Populasi Ikan Belida (Chitala lopis)
Termasuk jenis hewan  langka yang dilindungi.

I.       Reproduksi
a.      Lopis jantan
Ikan air tawar, pemangsa ikan kecil dan krustasea, dewasa berukuran 1,5-7 kg, dengan ciri khas ikan berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan pipih. Lopis dicirikan melalui sirip duburnya yang menyambung dengan sirip ekor berawal tepat di belakang sirip perut yang dihubungkan dengan sisik-sisik kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung dan rahangnya semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas bagian belakang mata pada ikan yang sudah besar.
b.      Lopis betina
Betina memiliki sirip perut relatif pendek dan tidak menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk bulat. Ketika birahi (matang gonad), bagian perut membesar dan kelamin memerah. Jantan memiliki sirip perut lebih panjang dan menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk tabung, ukuran lebih kecil daripada betina. Jika jantan siap pijah alat kelamin memerah dan mengeluarkan cairan putih (cairan sperma) jika ditekan/diurut.
Telur biasanya diletakkan di batang terendam pada kedalaman hingga 1m. Dalam rekayasa penangkaran, batang bambu atau papan dipakai sebagai tempat penempelan telur. Pemijahan dilakukan pada musim penghujan (di BBAT Agustus hingga Maret). Dalam sekali pemijahan, seekor betina rata-rata menghasilkan 288 butir telur, meskipun dapat menghasilkan hampir dua kali lipat dari jumlah itu. Derajat pembuahan berkisar 30-100 %. Derajat penetasan 72,2% dan sintasan (survival rate) larva adalah 64,2%. Larva menetas sekitar 72-120 jam (3-5 hari) pada suhu air 29-30 °C.
Larva bersifat kanibal sehingga perlu perlindungan. Benih berusia 3 hari sudah mulai dapat makan udang artemia. Benih berusia satu bulan sudah dapat dideder di akuarium, dan satu bulan kemudian siap dideder di kolam. Ikan dengan ukuran 15cm siap untuk pembesaran. Belida lebih aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari. Hewan ini menyukai bagian gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.
J.      Cara makan Ikan Belida (Chitala lopis)
Ikan ini menyenangi perairan sungai yang banyak terdapat pohon kayu yang tumbang dan di rawa banjiran yang berhutan, karena diduga batang kayu baik yang masih hidup maupun yang sudah mati merupakan rumpon bagi ikan kecil dan berfungsi sebagai media bagi udangdan serangga air, selain menjadi makanan bagi ikan belida juga menjadi substrat tempat menempel telur yang dibuahi (Adjie dkk., 1999). Ikan belida termasuk ikan karnivora (Welcomme, 1979), matang gonad sepanjang tahun dengan fekunditas telur 260-6,080 butir (Adjie dkk., 1999).






DAFTAR PUSTAKA

Adjie dkk,1999. Proposal Pkl Ikan Belida. Uncategorized. (Diakses 27 September   2011)
Grandea, T. (1995). "A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes". Geobios 28 (Supplement 2): 197-199. (Diakses 27 September 2011)

Erungan, A.C. (1997). "Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya". Bul. Teknol. Hasil Pertanian 4 (2): THP-11—12. http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Anna_C_Erungan_geosmin_sebagai_penyebab.pdf. (Diakses pada 27 September 2011)
Arifudin, R. 1983. “Ikan Belida hewan langka yang dilindungi”. BPTP. Palembang.

Anonimous. Gaya Hidup Sehat edisi 491. http //E:/ikan Belida/Ikan Belida, Enak – Murah – Sehat Bergizi « Heart’s Freedom.htm. (D